Billboard Roy Suryo

Pemilihan umum tinggal beberapa minggu lagi, spanduk-spanduk yang mengingatkan kita agar ikut berpartisipasi dalam pemilu ada dimana mana. Seberapa penting sebenarnya pemilihan umum itu bagi negara saya ngga terlalu ngerti. 

Tapi bagi saya itu sama sekali ngga penting. Saya masih ingat sekali, sampai sekarang saya baru sekali ikut berpartisipasi dalam pemilu. Setelah itu mungkin karena kecewa atau tidak percaya lagi sama wakil rakyat yang (katanya) terhormat itu, saya tidak berpartisipasi dalam pemilu lagi. 

Saya yakin masih ada wakil rakyat yang benar-benar bekerja dan berjuang menyampaikan aspirasi rakyat. Tapi sudah kadung kecewa dan tidak percaya lagi.


Musim kampanye belum juga dimulai, tetapi sudah banyak yg nyolong start terlebih dulu. Ada yang modus ngucapin selamat tahun baru, ucapan natal lah. Buat saya itu seperti kampanye yang terselebung.


Dari pertama kali saya pindah ke Jogja tahun 2012 lalu. Saya sudah melihat billboard supergede dibeberapa spot di wilayah Jogja.  Orang yang biasa lewat lampu merah Kentungan dan GOR Kridosono pasti sering melihat. Billboard itu bergambar KRMT Roy Suryo Notodiprojo. 

Dari pertama yang saya ingat, dia bilang mendukung RUU keistimewaan Jogja sampai yang terakhir ucapan tahun baru Imlek. Mungkin ini cuma sentimen pribadi saya aja, tapi saya sampai bosen liat foto dia terus setiap hari.

Hari ini saya bersepeda mengelilingi ring road Jogja. Apa yang saya lihat? Billboard Roy Suryo bertebaran sepanjang  jalan minta dukungan pada pemilu besok, serasa melihat bapak-bapak tua yang suka selfie dan narsis. Ngga ada cara lain ya buat berkampanye yang ngga mengganggu pemandangan?


Yang pasti bukan cuma billboard dan spanduk Roy Suryo aja yang mulai merusak keindahan kota. Calon-calon lain pun ikut berlomba lomba memasang foto mereka. Ya mereka mulai nyampah dan beberapa dari mereka ada yg merusak lingkungan. Memaku poster mereka dipohon. 


No comments:

Post a Comment