Dieng Kledung Pass, Hotel Sederhana Dengan Pemandangan Luar Biasa

Dalam rangka merayakan ulang tahun saya yang kesekian tanggal 9 November 2018 lalu. Saya memutuskan untuk rehat sejenak dari pekerjaan dan melakukan liburan tipis-tipis ke Kledung, Temanggung berbekal voucher hotel hadiah lomba punya teman yang hampir habis masa berlakunya. 


Ga terlalu jauh, hanya sekitar 2 jam perjalanan menggunakan sepeda motor dari Jogja. Niatnya memang hanya ingin sedikit menjauh dari Jogja dan menikmati waktu di hotel saja. Kalau dilihat dari internet, suasana hotelnya cukup tenang.


Sengaja memulai perjalan sekitar jam 5.00 pagi dengan pertimbangan supaya jalanan belum terlalu ramai dan bisa menikmati pemandangan. Tapi sayang sekali karena semalaman Jogja diguyur hujan dengan cukup deras, tidak ada pemandangan cantik yang bisa dilihat selama perjalan. 


Tidak nampak Merapi dan Merbabu yang selalu muncul di pagi hari dan menyambut siapa saja yang akan meninggalkan Jogja. Begitu juga si kembar Sindoro dan Sumbing yang sama sekali tidak terlihat karena tertutup awan.



Walaupun sangat kecil kemungkinannya, saya tetap berharap kalau matahari tiba-tiba muncul dan bersinar pada saat tiba di Embung Kledung sekitar pukul 07.00. Karena daya tarik utama dari embung ini adalah latar belakang Gunung Sindoro dan Sumbing yang tampak berseberangan. 

Tapi sayangnya harapan tinggal harapan, matahari tak kunjung muncul sedangkan kabut semakin tebal. Akhirnya diputuskan untuk langsung pergi ke Dieng Kledung Pass Hotel yang memang letaknya tidak terlalu jauh dari embung. Siapa tau boleh masuk kamar awal buat istirahat. Karena sebenarnya mata masih cukup ngantuk karena semalam kurang tidur.



Tapi karena hari itu ada 3 bus rombongan yang menginap di Dieng Kledung Pass Hotel. Saya baru bisa masuk kamar sekitar pukul 12.00 siang menunggu tamu sebelumnya keluar. Sambil nungguin pukul 12.00, coba lihat-lihat Google Map ada wisata atau tempat yang menarik apalagi disekitar hotel. 

Karena niatnya memang ga pengen jauh-jauh dari hotel. Akhirnya diputuskan lah untuk mengunjungi Goa Maria Taroanggro yang jaraknya hanya sekitar 2 km saja dari hotel. Goa Maria Taroanggro ini boleh dibilang tempat wisata ziarah umat Katholik yang masih cukup baru. Bukan hanya umat Katholik saja yang diperbolehkan masuk, semua orang bisa masuk ke dalam kawasan ini. Selain ada gua Maria, di dalamnya juga terdapat ruang diorasi dan juga patung Yesus yang cukup besar.

Selesai berkeliling Gua Maria Taroanggro, ternyata waktu masih pukul 11.00. Rasanya terlalu awal kalau harus kembali ke hotel. Yang pasti kamar pasti juga belum siap. Ngopi jadi salah satu solusi untuk menghabiskan waktu. 

Kebetulan di area parkir ada cafe sederhana yang bernama nDeso Coffee. Saya bukan pecinta kopi, tapi karena tidak ada tempat lain akhirnya mampir ke sini menunggu pukul 12.00. Kopi yang ada di sini berasal dari perkebunan yang berada di lereng Sindoro dan Sumbing.



Waktu yang ditunggu tiba juga. Tepat pukul 12.00 akhirnya bisa masuk kamar hotel juga. Dieng Kledung Pass Hotel ini beralamat di Jalan Raya Parakan Wonosobo, Kertek, Wonosobo. Lokasinya persis diantara gapura batas kabupaten Temanggung dan Wonosobo.



Dieng Kledung Pass Hotel ini sepertinya satu-satunya hotel yang cukup besar yang berada di jalur menuju ke Wonosobo dari Temanggung. Jika dilihat dari luar, hotel ini hanya tampak seperti hotel lawas yang membosankan. Terdiri dari 3 lantai dengan model bangunan yang kuno.


Memasuki kamar hotel, kita akan disambut dengan perabotan yang juga tidak kalah lawasnya. Mulai dari pintu sampai dengan lemari dan meja lengkap dengan TV tabungnya. Setiap kamar dilengkapi dengan teras dan balkon yang bisa digunakan untuk bersantai.



Sempat bingung karena tidak melihat pintu kamar mandi? Dalam hati mikir jangan-jangan kamar mandinya barengan kaya kos-kosan. Tapi ternyata setelah diulik-ulik, pintu kamar mandinya menyatu dengan lemari baju. Jadi satu pintu lemari tersebut adalah pintu rahasia menuju ke kamar mandi. Berasa kaya nonton film jaman dahulu ga sih?

Kamar mandinya cukup besar karena ada bathtub juga. Yang penting adalah ada air hangatnya. Udara di lereng Sindoro dan Sumbing setiap harinya selalu berada dibawah 20 derajat Celcius. Jadi mandi dengan air hangat itu penting sekali. Apalagi sambil berendam di bathtub.



Ga perlu nanya ada AC apa enggak. Tanpa AC pun suhu udara di sini sudah cukup bikin menggigil. Apalagi buat orang yang biasa tinggal di kota. Walaupun ga bisa dibilang cukup empuk, kasur di Dieng Kledung Pass Hotel ini masih cukup nyaman untuk dibuat tidur. Karena yang paling penting adalah selimut tebal untuk menghalau udara dingin saat malam hari.



Kelebihan dari Dieng Kledung Pass Hotel ini tentu saja adalah pemandangannya yang luar biasa. Di depan hotel bisa lihat langsung Gunung Sumbing, sementara dibelakangnya ada Gunung Sindoro. Dengan catatan kalau cuaca sedang cerah dan ga tertutup kabut ya.


Jadi kalau bisa memilih, pilih kamar yang berada di lantai 2 atau 3 biar pemandangan kearah kedua gunung tersebut lebih leluasa. Kalau kamar yang berada di lantai paling bawah pemandangan kearah Sindoro dan Sumbing agak sedikit tertutup.



Beruntunglah pagi hari lalu Sindoro mau menampakan diri. Dari dalam kamar pun bisa terlihat dengan sangat jelas. Rasanya tenang dan adem banget pikiran bisa lihat pemandangan secantik itu langsung dari kamar. Coba kalau bisa lihat setiap hari. Pasti stress berkurang dan hidup bisa lebih menyenangkan.

Sebenarnya Dieng Kledung Pass Hotel ini punya kolam renang yang berada di depan hotel. Tapi sayangnya, waktu kemarin di sana kolamnya tampak tidak terisi air. Mungkin sedang dikuras atau dalam perbaikan. Tapi walaupun ada airnya sekalipun ga akan berenang juga sih. Mengingat udara yang cukup dingin. Kecuali kalau isinya air hangat.




Di belakang hotel terdapat taman yang menyatu dengan perkebunan penduduk. Ada juga gazebo atau pendopo yang biasa digunakan untuk acara-acara pesta seperti pernikahan. Sepertinya seru juga kalau buat pelaminan dengan latar belakang Gunung Sindoro.



Di depan hotel terdapat restoran yang digunakan untuk tempat sarapan tamu hotel dan juga masyarakat umum yang memang sedang melintas disekitar Kledung. Menu sarapannya memang tidak banyak, hanya ada pilihan nasi soto atau nasi rawon dengan tambahan minum teh anget. Selain kedua makanan tersebut dikenakan biaya seperti tamu umum. Rasa rawonnya memang tidak bisa dibilang enak, tapi masih bisa diterima oleh lidah dan perut.

Kalau ada kesempatan lagi, masih pengen menikmati waktu di Dieng Kledung Pass Hotel ini. Yang penting bukan pada saat musim hujan seperti sekarang ini supaya bisa dapat pemandangan yang lebih cantik.



No comments:

Post a Comment