Candi Ijo, Bersepeda Menikmati Senja di Atas Bukit

Candi Ijo mungkin ga seterkenal Candi Prambanan ataupun Ratu Boko. Walapun candi ini sama-sama terletak di kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Selain 3 candi itu, masih banyak lagi candi di sekitar Prambanan.

Sebelumnya saya hanya pernah mengunjungi Candi Prambanan berkali-kali. Tapi candi Ijo baru sekali ini saya kunjungi.

Tau candi ini dari majalah yang ada dihotel tempat kerja. Karena penasaran akhirnya saya coba cari informasinya di Google. Ditambah lagi cerita teman kerja yang baru mengunjungi candi ini beberapa hari yang lalu.

Hari ini (14/3/2014) sepulang kerja pukul 15.30 akhirnya saya memutuskan untuk berangkat mengayuh sepeda ke sana. Agak mendadak sebenarnya karena rencananya mau berangkat pada Sabtu pagi besok. Tapi karena mendengar saran teman yang katanya pemandangan pada sore hari lebih bagus, akhirnya jadi berangkat pada sore hari saja. Sore hari kita bisa melihat tenggelamnya matahari dengan sangat jelas kalau cuaca sedang bagus.


Candi Ijo adalah candi yang letaknya paling tinggi di Jogja. Terletak sekitar 18 km dari pusat kota tepatnya di Dukuh Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Cukup mudah untuk mencapai candi ini. Papan petunjuk ke arah sana bisa kita temukan di jalan arah ke Candi Boko. 


Saya berangkat dari tempat kerja di Palagan melalui ringroad utara sampai di Maguwo lalu belok kiri ke jalan raya Jogja Solo sampai di lampu merah Pasar Prambanan. Di situ kemudian belok kanan menuju ke arah Candi Boko. 

Sekitar 2 kilometer terakhir adalah etape yang paling menyiksa badan dan sepeda. Tanjakan cukup tinggi sudah menanti kita, apalagi untuk sepeda murahan saya ini.Bakal jadi perjuangan yang sangat berat. 


Karena tekat saya sudah kuat, saya berniat untuk menyelesaikan perjalanan ini sampai candi walaupun kaki udah berasa mau copot dan dada sesak sekali rasanya. Sayang kalau harus pulang lagi padahal candinya sudah dekat. Akhirnya dengan nafas yang tinggal satu tarikan, saya berhasil sampai di gerbang candi. Rasanya seperti orang orgasme pas liat papan nama candi itu dari kejauhan.



Untuk masuk kesini kita tidak perlu membayar sepeserpun untuk membeli tiket alias gratis. Kita hanya diwajibkan untuk mengisi buku tamu dan tandatangan. Bapak satpam yang menjaga disini sangat ramah. Saya yang sampai di sini sekitar pukul 17.30 disambut dengan sapa yang ramah. Saya dikasih tahu bahwa candi akan ditutup mulai pukul 18.00.


Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-10 sampai ke-11 pada zaman Kerajaan Medang. Berada pada lereng bukit dan berada di ketinggian sekitar 400an meter diatas permukaan laut. 


Displaying photo.jpg




Displaying photo.jpg


Displaying photo.jpg


Dari area candi ini kita bisa melihat pemandangan yang sangat indah. Bukit-bukit yang mengelilingi di kiri candi. Kita juga bisa melihat bandara Adisutjipto ada di arah depan candi. Pesawat yang akan mendarat ataupun terbang terlihat cukup jelas. Tapi sayang sekali cuaca sore ini gerimis sehingga hasil foto saya kurang maksimal.


 Displaying photo.jpg


Tapi saya tidak terlalu kecewa karena saya bisa tetap melihat matahari terbenam yang cukup indah (menurut saya). Sore ini cukup sepi, hanya ada 2 pengunjung lagi selain saya.


Displaying photo.jpg


Displaying photo.jpg


Displaying photo.jpg

Yang namanya perjuangan itu selalu tidak akan pernah sia-sia. Walaupun kaki pegel dan badan rasanya mau remuk. Saya cukup puas dengan apa yang saya lihat dan dapatkan disini.



Displaying photo.jpg


Displaying photo.jpg

No comments:

Post a Comment