,


Hari ini (30/03/2014) tidak seperti biasanya saya bangun sangat awal. Memang saya sudah berencana untuk bangun pagi dan sepedaan ke daerah Imogiri di Bantul. Pukul 04.30 pagi sebelum alarm dari handphone jadulku ini berbunyi aku sudah terlebih dulu bangun dari tidurku. Hari ini aku memang sudah berencana untuk mengunjungi jembatan gantung yang pernah saya lihat sewaktu datang ke Mangunan beberapa minggu yang lalu. Saya memang sudah hampir setahun ini tinggal di Jogja. Tapi baru bulan-bulan terakhir ini ada keinginan besar untuk menjelajahi Jogja. Biasanya saya hanya berkutat dengan sepeda saya didaerah kota saja.
,
Yang tinggal atau sering datang ke Jogja pasti sudah tidak asing lagi dengan jembatan ini. Jembatan yang membelah sungai Code ini sudah seperti ikon Jogja juga. Letaknya tidak jauh dari Malioboro.

Orang Jogja menyebutnya jembatan Kewek. Dari dulu penasaran sebenarnya Kewek itu artinya apa. Sebagai orang Jawa saya tidak mengetahui sama sekali apa itu kewek. Dari hasil nanya beberapa teman yang asli Jogja pun mereka tidak tau apa itu arti kewek. Hmmmm....
,
Judulnya agak lebay ya, eitsss tapi dengar dulu penjelasannya kenapa bisa gitu. Ada cerita unik yang membawa saya kesini, ke kopi merapi. Warung kopi di lereng gunung Merapi.


Begini ceritanya. Beberapa hari yang lalu, teman saya didin datang ke kopi merapi sendirian. Kita tau tempat ini dari artikel di majalah yang ada dirumah. Saat dia menikmati kopi bersama para pembeli lain, tiba-tiba ada yang janggal terjadi. Sinyal di handphone hilang kemudian disusul suara gemuruh yang datang dari puncak merapi. Langitpun menjadi gelap. Gunung merapi yang tadinya terlihat kokoh tertutup awan gelap. Orang yang bekerja menambang pasir di kali dekat warung berlarian dan menjauh dari lokasi penambangan. Suara pengumuman bahaya yang terdengar dari handie talkie yang dibawa salah seorang pengunjung warung pun menambah kepanikan. Gunung Merapi kembali bereaksi siang itu. Semua pengunjung termasuk pemilik warung akhir ikut menjauh dari lokasi. Didin belum sempat membayar kopinya karena semua orang panik.
,
Rasanya pingin lari-lari dan menari liat bunga-bunga indah ini kaya di film India. Yakali mau nari-nari kaya orang gila ditengah sawah, yang ada nanti diketawain sama bapak-bapak yang ada disini.


Saya yakin yang tinggal disekitar jalan kaliurang km 7 pun ngga tau kalau ada kebun anggrek yang bagus ini. Karena letaknya cukup tersembunyi dibelakang pemukiman dan didekat sawah, tidak terlalu kelihatan dari jalan raya.  Kalau kamu lewat jalan jurug sari raya yang tembus ke arah jalan kayen raya dan liat sawah-sawah. Nah disitulah letak tersembunyi kebun anggrek itu.
,
Gowes random sore ini adalah ke Candi Plaosan. Salah satu candi yang terletak tidak jauh dari candi Prambanan. Sebenarnya masih banyak lagi candi-candi lain yang tersebar diwilayah Prambanan. Baik yang masuk wilayah kabupaten Sleman ataupun kabupaten Klaten.
,
Tulisan ini bukan untung membanding-bandingkan antara yang terjadi di Indonesia dan Belanda. Saya cuma mau berbagi pengalaman aja. Barangkali bisa jadi pengetahuan bagi yang baca. Haha
Ceritanya tadi sore saya pergi belanja ke Superindo yang ada di Kentungan. Bukan belanja sih sebenarnya cuma beli beberapa barang aja.


Sekarang tuh udah tanggal tua, tapi tetep aja yang belanja disana banyak banget. Alhasil antrian di kasir ngga bisa dihindarin. Waktu ngantri itulah jadi ingat kebiasaan tiap sore waktu di Belanda. Kegiatan wajib saya tiap sore adalah belanja ke supermarket dekat rumah untuk membeli keperluan untuk makan malam. Saya lebih suka belanja di Albert Heijn.
,

Displaying photo.jpg
Pak !!! Dinding candinya kan ngga boleh dinaiki. huuuuu

Jalan-jalan minggu ini (23/03/2014) adalah ke Meksiko. Hahaha ngga ding tapi cuma ke Karanganyar. Kabupaten yang terletak tidak jauh dari kota Solo. Tujuan saya adalah untuk mengunjungi candi Sukuh dan candi Ceto yang terletak di Lereng Gunung Lawu. Candi ini memang katanya mirip dengan bangunan dari suku Maya di Meksiko. Nah alasan itu yang bikin saya penasaran untuk melihat secara langsung.
,

Buat yang sudah sering ke Kaliurang pasti tidak asing lagi dengan makanan yang bernama jadah tempe. 
Ya jadah tempe adalah makanan khas yang ada di sekitar obyek wisata Kaliurang. Jika mendengar  kata tempe mungkin sudah biasa dan terkesan tidak ada yang istimewa. Tapi jadah tempe ini berbeda rasa dan bentuknya berbeda. Rasanya sedikit manis dan gurih serta berbentuk seperti burger.
,
Candi Ijo mungkin ga seterkenal Candi Prambanan ataupun Ratu Boko. Walapun candi ini sama-sama terletak di kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Selain 3 candi itu, masih banyak lagi candi di sekitar Prambanan.

Sebelumnya saya hanya pernah mengunjungi Candi Prambanan berkali-kali. Tapi candi Ijo baru sekali ini saya kunjungi.

Tau candi ini dari majalah yang ada dihotel tempat kerja. Karena penasaran akhirnya saya coba cari informasinya di Google. Ditambah lagi cerita teman kerja yang baru mengunjungi candi ini beberapa hari yang lalu.
,
Dijaman yang serba komersil sekarang ini sepertinya susah untuk yang namanya mencari hiburan yang gratis atau cuma sekedar tempat untuk bersantai dan menikmati waktu. Kita sudah terpola seakan-akan untuk mendapatkan kesenangan itu kita harus membayarnya dengan uang, tidak ada yang bisa kita dapatkan secara cuma-cuma. 


Uang sudah menguasai segalanya. Pembangunan pusat-pusat perbelanjaan berlomba-lomba dibangun. Lahan-lahan pertanian disulap jadi hutan beton. Apakah dengan semakin banyaknya mall berarti kota itu semakin maju dan rakyatnya sejahtera?



Hal itu justru mengajarkan masyarakat dengan budaya konsumerisme. Taman-taman kota yang seharusnya dibangun tidak pernah ada satupun yang terwujud. Taman kota sebenarnya bisa menjadi salah satu alternatif untuk berwisata bagi masyarakat. Tempat untuk berinteraksi sesama warga. Selain itu taman juga bisa menjadi paru-paru kota.
,
Sudah hari Sabtu lagi. Seperti biasanya hari libur adalah waktunya untuk piknik dan jalan-jalan. Sepertinya sudah jadi rutinitas setiap libur. Hari libur yang hanya satu hari dalam seminggu harus benar benar dinikmati.


Hari ini (8.03.2014) saya bersama dua teman saya Didin dan Bayu pergi ke pantai. Dari kemarin kita memang sudah merencanakan untuk mencari udara segar di pantai. Kita lagi ga mau ngecamp seperti biasanya. Hanya menghabiskan hari di pantai sambil mencari tempat yang enak buat membaca. 


Katanya kan bacalah biar kamu mengenal dunia. Nah sekarang ini saya lagi benar-benar ingin mengenal dunia lewat buku. Membaca itu memang salah satu kegiatan yang membosankan dan bikin ngantuk. Tapi dengan mencari suasana atau tempat yang berbeda, membaca jadi tidak lagi membosankan.
,
Displaying photo.jpg 

Sebenarnya sudah sering banget lewat jembatan ini. Sebelumnya saya juga ngga tau apa nama resmi jembatan ini, yang saya tau namanya jembatan teknik. Ternyata pas cari di google ketauan kalau namanya jembatan Sardjito II. Kenapa namanya harus jembatan Sardjito? ya mungkin karena jembatan ini yang jadi jalan pintas ke RS Sardjito kali yah.
,

Gowes sore ini judulnya iseng-iseng berhadiah. Karena sering baca blog tentang Candi Gebang, akhirnya penasaran juga buat nyamperin candi ini. Secara letaknya juga tidak terlalu jauh dari rumah. Kurang dari setengah jam naik sepeda ke sini.


Sore ini pulang kerja jam 3 sore badan lumayan pegel-pegel. Sampai di rumah memutuskan untuk tidur sore buat ngilangin capek. Tapi ga tau kenapa pas jam 5 kebangun, ngebet banget buat mengunjungi Candi Gebang. Akhirnya bangun tidur tanpa mandi terlebih dulu hanya cuci muka langsung pancal sepeda untuk menuju candi.
,
Sehabis gerimis di Rumah Mertua
,
Mungkin ini adalah gowes terjauh dengan sepeda saya sampai sekarang ini. Niat banget sih ini berangkat ke Klaten sendirian  buat sepedaan. Temen saya bilang ini namanya kurang kerjaan, tapi saya bilang ini namanya kesenangan. Namanya hobi mau gimana lagi donk? Walaupun jauh mah ga terasa.


Pulang kerja jam 3 ke kosan buat nyempetin tidur sebentar. Lumayan bisa sedikit menyegarkan otak dan pikiran. Bangun pukul 5 sore dan siap-siap berangkat. Jarak kosan ke Klaten sekitar 45 Km. Samalah jaraknya kalau kita muterin seluruh ringroad di Jogja. Lama perjalanan sekitar 2 jam dengan kecepatan sedang. Jalanan Jogja Solo memang cukup ramai. Harus benar benar berhati hati dengan kendaraan lain.
,


Tuhan menciptakan alam ini untuk dinikmati oleh mahluknya secara gratis. Itu yang seharusnya terjadi, Dia tidak pernah meminta kita membayar untuk apa yang Dia ciptakan. Namun kita mempunyai kewajiban untuk menjaganya bukan untuk merusak agar suatu saat nanti anak cucu kita masih bisa menikmati keindahannya.
,
Minggu ini kebetulan saya dapat libur di hari Sabtu, seperti biasanya hari ini libur adalah hari buat jalan-jalan. Hari yang seharusnya dihabiskan tanpa beban. Sudah cukup seminggu otak dan tenaga dipakai untuk bekerja. Saatnya untuk mengistirahatkan otak. 


Kebetulan tadi malam teman saya Didin mengajak  untuk ke merapi, saya pikir kita akan benar benar mendaki Gunung Merapi. Tapi ternyata kita cuma trekking ke salah satu bukit yang ada di Kaliurang. Tepatnya di kawasan Telaga Putri yang bernama Bukit Pronojiwo. Harga karcis untuk masuk tempat ini adalah dua ribu rupiah, cukup murah kan?
,
Jogja last friday ride atau yang lebih dikenal dengan JLFR adalah acara bersepeda bersama sama yang rutin diadakan setiap hari jum'at terakhir setiap bulannya. JLFR pertama kali diadakan pada tanggal 28 mei 2010 yang diikuti tidak lebih dari 100 peserta. Yang bertujuan untuk kampanye penggunaan sepeda dalam kehidupan sehari hari kita. Hari ini 28 februari 2014 adalah JLFR yang ke-46 dan jumlah partisipannya mungkin lebih dari 1000 orang. Semua jenis sepeda ada, dari sepeda fixie sampai sepeda onthel kuno.