Menilik Plunyon yang Mulai Meranggas Kembali

Plunyon pernah menjadi salah satu tempat wisata favorit di lereng Merapi beberapa tahun silam. Pemandangan yang indah dengan latar belakang Gunung Merapi yang tampak gagah di depan mata menjadi daya tarik utamanya. Karena pemandangannya yang cantik inilah tempat ini sering dijadikan sebagai lokasi pemotretan untuk pre-wedding.

Gunung Merapi tampak gagah di depan mata



Pohon-pohon pinus yang berjajar rapi seolah berlomba untuk saling menggapai sinar mentari. Aliran Kalikuning yang bertingkat semakin menambah elok suasana. Jembatan beton yang cukup kokoh menjadi penghubung menjadi penghubung sisi satu menuju sisi lainnya melintas di atas aliran sungai. Plunyon terletak disebuah lembah yang dikelilingi oleh perbukitan. Suasananya sangat tenang dan jauh dari keramaian.


Tapi, erupsi Merapi dahsyat yang terjadi pada tahun 2010 lalu hampir meluluh lantakan semuanya. Sama seperti daerah-daerah lain yang ada di lereng Merapi, Plunyon juga terkena awan panas atau yang biasa dikenal dengan nama wedus gembel. Sebagian besar pohon yang ada di tempat ini kering dan mati karena suhu udara yang sangat panas. Aliran lahar dingin yang terbawa melalui aliran Kali Kuning juga ikut menimbulkan kerusakan. Tapi beruntung, jembatan yang ada di sini masih tetap berdiri dan hanya mengalami sedikit kerusakan.

hidup dan mati



Beberapa tahun berselang setelah erupsi dahsyat tersebut, kini Plunyon mulai berbenah  dan dilirik kembali oleh banyak orang. Terutama orang-orang yang suka berburu foto untuk mempercantik feed Instagram mereka. Plunyon yang sempat ditinggal kini mulai ramai dikunjungi. Apalagi Lava Jeep Tour Merapi banyak yang memasukan Plunyon sebagai salah satu tempat pemberhentiannya. Kegiatan Pramuka pun sering kali dilakukan di sini.




Pohon-pohon yang dulunya kering sekarang mulai meranggas. Kawasan ini sudah mulai terlihat hijau kembali. Toilet umum yang ikut rusak pun sudah mulai diperbaiki. Gerbang masuk lengkap dengan rumah untuk penjaga pun kini sudah berdiri dan siap menyambut semua pengunjung yang datang.

Untuk masuk ke sini, setiap pengunjung ditarik retribusi atau tiket masuk sebesar Rp8.500. Yang menarik tiket ini juga bisa digunakan untuk masuk ke beberapa tempat lain yang dikelola oleh Taman Nasional Gunung Merapi seperti kawasan Telogo Putri, Kalikuning Park dan New Selo di Boyolali pada hari yang sama.

jembatan yang masih kokoh berdiri



Waktu terbaik untuk mengunjungi Plunyon adalah pada pagi hari. Jika cuaca sedang cerah, kita akan disambut dengan pemandangan yang super cantik. Gunung Merapi yang gagah tampak begitu dekat dikelilingi oleh perbukitan hijau disekitarnya. Aliran air Kalikuning yang berundak semakin mempercantik suasanan. Belum lagi udaranya yang sejuk dan segar akan membuat siapa saja betah untuk menghabiskan waktu yang lama di tempat ini. Plunyon bisa sejenak menjadi tempat untuk menenangkan diri dari hiruk pikuk dan keriuhan kota yang super sibuk. Untuk yang suka camping, tempat ini bisa menjadi salah satu alternatif berkemah yang menyenangkan. 


Akses untuk menuju ke Plunyon sangat mudah. Hanya beberapa meter saja jalan yang rusak yang harus dilalui menjelang gerbang masuk. Itu pun masih dalam hitungan wajar dan mudah untuk dilewati menggunakan sepeda motor matic sekalipun. Rutenya sama dengan jalan menuju ke lokasi rumah Mbah Maridjan. Setelah pintu TPR, tinggal lurus sedikit lalu berbelok kiri pas pertigaan pertama. Setelah itu tinggal ikuti jalan utama sampai lokasi.

No comments:

Post a Comment