Ini Tempat Bermain Saya

Saya dilahirkan disebuah desa bernama Rogoselo di Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah yang letaknya cukup terpencil dan jauh dari pusat kota. Namun kemudian saya dibesarkan di Desa Wonotunggal, Kabupaten Batang yang masih berada di wilayah Jawa Tengah juga. Tak jauh berbeda dengan Rogoselo, Wonotunggal pun adalah sebuah desa kecil yang jauh dari perkotaan dengan suasana yang masih sangat asri.



Namun walaupun saya sekeluarga tinggal di kampung, ayah saya sering mengajak anak-anaknya untuk pergi ke kota. Dan yang paling sering adalah untuk menonton di bioskop. Dulu di Batang ada 2 bioskop yang bernama Srikandi dan Mustika yang kini hanya tinggal sejarah saja.


Tidak perlu dibayangkan bentuk bioskopnya seperti apa, tapi yang pasti berbeda jauh dengan bioskop sekarang yang super nyaman karena dilengkapi dengan pendingin udara dan kursi yang empuk.
Saya masih ingat betul, kursi yang ada baik di Srikandi maupun Mustika adalah kursi kayu yang dipadukan dengan rotan. Dahulu film yang diputar pun tidak sebanyak sekarang. Film diputar didominasi oleh film panas maupun komedi Indonesia maupun film India.
Saya dari kecil sudah dicekoki dengan film India. Namun sampai saat ini saya tidak terlalu suka dengan film India berbeda dengan kakak saya yang menjadi seorang maniak film India.

 

Sebelum film dimulai, ayah saya biasanya mengajak makan bakso yang letak warungnya persis ada disamping Bioskop Mustika yang kebetulan berada dipinggiran rel kereta api. Tinggal dikampung yang jauh dari jalur kereta api membuat saya terlihat sangat norak sekaligus bahagia setiap ada kereta api yang lewat. Bahkan pernah suatu kali saat saat makan bakso dan tiba-tiba ada kereta yang lewat saya bergegas untuk mendekat ke pagar pembatas rel agar bisa melihat keretanya dari dekat. Namun sialnya saat saya pergi, penjual  baksonya mengambil mangkok bakso saya karena dikira sudah tidak mau makan bakso lagi.




Kebiasaan sejak masa kecil tersebutlah yang membuat saya sampai sekarang masih suka datang ke stasiun atau pinggiral rel hanya untuk menunggu kereta lewat. Buat banyak orang mungkin terdengar konyol atau kurang kerjaan, tapi buat saya itu adalah salah satu cara saya untuk bahagia sekaligus mengenang masa kecil.

No comments:

Post a Comment