,
Mencoba makanan khas suatu daerah bukan berarti harus datang langsung kedaerah tersebut secara langsung. Walaupun rasa dan suasananya pasti akan berbeda. Tapi tidak ada salahnya juga untuk mencoba makanan lain yang berasal dari luar daerah yang kita tinggali.
Hari Minggu lalu waktu pergi ke Imogiri, saya tidak hanya mencoba mencicipi pecel dan wedang uwuh yang memang khas dari daerah tersebut. Pada saat perjalanan pulang saya juga mencoba mencicipi dawet ireng yang sebenarnya khas dari Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Sebenarnya sudah lama penasaran dengan makanan yang satu ini, tapi baru kali ini bisa berkesempatan untuk mencobanya.

Dawet ireng khas Purworejo

,
Pecel dan wedang uwuh Imogiri


Mungkin sudah banyak orang yang tahu bahwa di Imogiri ini terdapat pemakaman yang dibuat khusus untuk Raja - Raja dari Mataram (Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta) beserta keluarganya. Makam ini terletak disebuah bukit yang cukup tinggi. Untuk bisa sampai diarea pemakaman ini kita harus menaiki anak tangga yang sangat banyak dan cukup tinggi. Melihat tangga yang ada di Makam Raja-Raja Imogiri ini saya jadi teringat dengan tangga yang ada di Batu Caves, Malaysia. Tangga yang ada ditempat ini tidak kalah tingginya dengan yang ada di Batu Caves. Tapi dengan jarak anak tangga yang tidak terlalu rapat. Kalau mau naik kesini, pastikan kamu punya tenaga yang cukup memanjatnya. :D


,
Namanya Mbah Paiyem
Usianya sudah tidak muda lagi yaitu 90 tahun. Namun simbah yang satu ini tetap rajin berjualan wedang ronde setiap harinya. Untuk menemukan wedang ronde Mbah Paiyem yang lebih populer dikenal dengan Wedang Ronde Kauman ini tidak terlalu susah. Tempat jualan Mbah Payem berada dipinggir Jalan Kauman yang hanya berjarak sekitar 100 meter arah barat dari Alun-alun Utara maupun Keraton tepatnya didepan Naufal Optik. Dulu pertama kali nyoba wedang ronde ini karena dikasih tau teman yang kebetulan tinggal tidak terlalu jauh dari tempat Mbah Paiyem Berjualan.




,
Saya tidak terlalu ingat sudah berapa kali saya datang ke tempat ini. Tapi buat saya, walaupun datang ketempat yang sama akan selalu menghasilkan cerita dan pengalaman yang berbeda. Apalagi jika datang dengan orang yang berbeda pula.
Namun Kopi Merapi selalu menghadirkan citarasa kopi tradisional yang sangat pas di lidah. Ditambah dengan pemandangan cantik Merapi yang siang itu tampak jelas karena cuaca sedang cerah.

kopi dan pisang rebus adalah pasangan yang pas


Baca juga: Kopi Merapi - Kenikmatan Menantang Maut

,
Selain  Soto Bathok Mbah Katrok yang ada di dekat Candi Sambisari, ternyata masih ada satu lagi soto bathok di Jogja yang bisa dicoba. Yaitu Soto Bathox Kebon Pitek Jowo yang berlokasi di Jalan Raya Berbah kearah Lava Bantal dan Candi Abang persis disebelah selatan pabrik rokok HM Sampoerna, Berbah. Yang pernah pergi ke Candi Abang dari arah Blok O atau Janti pasti pernah melihat warung soto ini. Saya pun sudah beberapa kali melewati dan tau tentang keberadaan warung soto ini. Namun baru kali ini bisa mencoba dan mencicipinya langsung. Namanya memang cukup alay "soto bathox" dengan menggunkan huruf x bukan k.



,
Jalan-jalan di Jogja sepertinya tidak akan pernah kelaparan walaupun jalan-jalan dini hari sekalipun. Soalnya banyak penjual gudeg yang justru mulai membuka dagangannya pada tengah malam. Kalau di daerah utara ada Gudeg Bromo atau Gudeg Mbak Sasha dan di daerah timur ada Gudeg Pawon, maka ke selatan dikit tidak terlalu jauh dari Malioboro kita bisa menemukan Gudeg Permata  Bu Pujo yang juga tak kalah legendaris. Gudeg ini sudah ada sejak tahun 1951. Lebih dikenal dengan Gudeg Pertama karena lapak jualannya yang berada persis di depan bekas Bioskop Permata yang kini sudah tidak difungsikan lagi. Bioskop Permata sendiri merupakan bioskop tertua yang ada di Indonesia yang eksitensinya kalah dengan bioskop-bioskop modern yang lebih nyaman.




,

Berkeliling Dataran Merdeka dan Petronas Twin Tower

Baca kisah sebelumnya:


Pulang dari Genting Highland saya putuskan untuk mengunjungi Dataran Merdeka atau Merdeka Square. Dari KL Sentral ke Merdeka Square menggunakan KTM. Tapi saya lebih memilih menggunakan monorel lalu disambung jalan kaki dan pakai KTM supaya bisa lihat-lihat lagi suasana di Kuala Lumpur. Stesen pemberhentian terdekat untuk menuju ke Merdeka Square adalah Stesen Masjid Jamek. Dari stesen ini kita tinggal jalan kaki, tidak terlalu jauh hanya sekitar 500 meter saja. 

Tampak Petronas Twin Tower dan KL Tower dari Merdeka Square

,
Baca kisah sebelumnya: One Day Trip to KL (Part I)


Naik Genting Skyway di Genting Highland

Setelah berolahraga pagi di Batu Caves, saya disarankan oleh Kay untuk mengunjungi Genting Highlands. Letaknya memang agak sedikit jauh dari pusat kota, namun cukup mudah dijangkau. Dari Batu Caves saya terlebih dahulu harus menuju ke KL Sentral menggunakan KTM untuk berganti bus menuju ke Genting Highlands. Pemberhentian bus di KL Sentral berada dilantai bawah. Dari ruangan utama di KL Sentral bisa turun satu lantai lagi menggunakan ekskalator maupun lift. Ada petunjuk yang cukup jelas yang bisa dijadikan panduan. Tidak hanya bus yang menuju ke Genting saja yang ada di lokasi tersebut, tetapi juga bus lain dengan tujuan ke KLIA, KLIA2, dan beberapa tempat lain. 

Tiket bus ke Genting Highland

,
Ini adalah kali kedua saya berkunjung ke Kuala Lumpur, Malaysia. Kunjungan saya ke Malaysia yang pertama tahun 2012 yang lalu. Bermodalkan tiket promo seharga kurang lebih Rp 200.000 PP. Akhirnya bisa kembali datang ke Negeri Jiran ini. Tidak alasan khusus kenapa saya membeli tiket JOG - KUL - JOG tersebut. Alasannya cuma karena harganya murah aja dan  sudah saking lamanya ga naik pesawat, pengen ngerasain yang namanya naik pesawat lagi. Pada saat membeli tiket tersebut pada bulan Oktober 2015 pun tidak terlalu kepikiran apakah nantinya jadi berangkat atau enggak. Mengingat jumlah rekening tabungan yang bikin sedih.Tapi akhirnya bisa pergi juga walaupun sangunya harus hutang sana sini. Sayang tiketnya kalau hangus engga dipakai.  Untunglah ada teman dari Couchsurfing yang bersedia menampung sehingga bisa mengurangi sedikit (banyak dink) pengeluaran selama jalan-jalan di Kuala Lumpur

AirAsia AK349 JOG - KUL di Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta